GK, LAMPUNG SELATAN
- Terjadi  Bersitegang serta penolakan petani penggarap di tanah lahan  aset pemerintah provinsi lampung kawasan kota baru dan satgas  kotabaru pada saat pemerintah provinsi lampung melakukan penertiban lahan yang selama ini di garap oleh petani warga masyarakat kobaru dan  sindang anom kabupaten lampung timur provinsi lampung

Penolakan penertiban lahan yang dilaksanakan pemerintah provinsi lampung oleh beberapa para petani penggarap dari desa sindang anom yang berdalih bahwa dari tahun 55 turun menurun keluarganya sudah menggarap menanam yang salah satunya tanaman jenis singkong dan belum dipertemukanya antara kedua belah pihak dan tidak adanya pemberitahuan terlebih dahulu dari pemerintah provinsi lampung kepada para petani penggarap

Nampak terlihat di lokasi dimana pemerintah provinsi lampung sedang melakukakan penertipan lahan kota baru dengan menggunakan bajak Pemberhentian  serta penolakan penertiban yang dilakukan oleh beberapa para petani penggarap dengan bersenjatakan arit, parang dan golok yang di pakai para petani dalam melakukan aktifitas bertani dalam keseharianya 

Dalam menindak lanjuti dengan saran dari MCP KPK dalam pemanfaat lahan Pemerintah provinsi yang belum di manfaatkan dan Temuan Hasil Audit BPK RI, kami melakukan penertiban pengamanan aset pemprov lampung di kota baru merupakan amanat dari Permendagri No. 16 Tahun 2016. aset Pemprov Lampung di kawasan Kota Baru Bedasarkan keputusan menteri negara lingkungan hidup dan kehutanan republik indonesia dengan nomor.Sk.333/menlhk-setjen/2015 tentang pelepasan kawasan hutan diperuntukan relokasi pusat pemerintahan propinsi lampung atas nama pemprov lampung di kabupaten lampung selatan dengan luas 1.308.hektar dan berpacu pada sertifikat hak pakai pada tanggal 29 desember tahun 2017 atas nama pemprov lampung dengan nomor 001dengan luas 1.169.52.hektar dengan selisih lahan 1.38.3 hektar yang saat ini masih dikuasai masyarakat (KAWAL),[Feby]