CIMSA FK UNILA Laksanakan Binluh Pada Masyarakat Desa Hanura


GK, PESAWARAN | Center For Indonesia Medical Student Aktivis (CIMSA) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (UNILA) melakukan kegiatan pembinaan dan penyuluhan tentang penyakit malaria di Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Sabtu (13/5/2023).


Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka  pencapaian target Indonesia bebas malaria tahun 2030.


Ketua Local Coordinator CIMSA FK Unila Haidar Kanzulli mengatakan bahwa Lampung terbilang masih daerah endemis  sebelum zero malaria.


"Provinsi Lampung masih terbilang daerah endemis terutama didaerah kabupaten pesawaran, ini dilihat dari kejadian diatas satu kali/ tahun. Jadi setiap tahun pasti ada kasus malaria, dimana nantinya pada tahun 2030 diniatkan ada eliminasi penyakit malaria di seluruh Indonesia," ujarnya.


Ia juga berharap di tahun 2030 itu, sudah tidak ada lagi kasus malaria di Indonesia. Dan dari kalangan mahasiswa untuk saat ini hanya bisa memberikan pembinaan dan penyuluhan.


"Kami dari kalangan mahasiswa untuk saat ini hanya bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang hal ini dan belum bisa memberikan terapi. Tapi disamping memberikan penyuluhan juga memberikan pelayanan kesehatan secara umum," katanya.


Dalam kegiatan pembinaan dan penyuluhan tersebut, CIMSA FK Unila menerjunkan 30 orang termasuk volunteer (relawan).


Ditempat yang sama, Kepala Desa (Kades) Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Rio Remota menerima penghargaan dari CIMSA FK Unila atas perhatian dan kerjasamanya dalam menanggulangi malaria di Desa Hanura.


Dia juga menyampaikan apresiasi kepada CIMSA FK Unila yang peduli terhadap kasus malaria, yang locus kegiatannya di Desa Hanura dan sekitarnya.


"Mereka memberikan pembinaan dan penyuluhan, bahkan banyak sekali sharing tentang pencegahan dan penyembuhan penyakit malaria dengan menghadirkan narasumber dokter Jhon," ujarnya.


Masih menurut Rio, semoga pada tahun 2030 Indonesia bebas dari penyakit malaria.


"Semoga ini menjadi barometer adik-adik dari FK Unila dan masyarakat pesisir untuk fokus dalam mengatasi penyakit malaria. Terutama di daerah endemis malaria sehingga pada tahun 2030 Indonesia bebas dari malaria," harap Rio.


Namun semua itu tidak akan tercapai apabila tidak ada kepedulian dan kerjasama antara masyarakat, pengusaha dan pemerintah daerah kabupaten pesawaran.


"Seperti yang dikeluhkan oleh masyarakat sekitar tambak yang terbengkalai yang terletak di sekitar Desa Hanura, yang menjadi sumber berkembang biaknya nyamuk malaria," ungkap Rio.


Untuk itu Rio berharap kepada pengusaha tambak udang yang berasal dari Bandar Lampung tersebut untuk ikut berpartisipasi dan peduli terhadap penyakit malaria yang dikeluhkan oleh masyarakat sekitar.


"Saya atas nama masyarakat yang berdomisili di sekitar tambak udang yang kini tidak beraktivitas lagi, berharap kepada pengusaha tambak tersebut agar mengupayakan tambak tersebut tidak menjadi sarang nyamuk dan tempat bertelur serta berkembang biaknya nyamuk malaria," ucap Rio.


Sebab hal itu menurut Rio sudah lama dikeluhkan oleh masyarakat sekitar, dan sudah banyak warga yang melaporkan hal tersebut kepada Kepala Desa.


"Saya sudah banyak menerima laporan maupun keluhan dari masyarakat yang tinggal di sekitar tambak tersebut, tentang akibat tambak yang tidak beraktivitas lagi namun air tambaknya masih tergenang dan jadi sarang nyamuk dan tempat nyamuk bertelur serta berkembang biak," imbuh Rio.


Selanjutnya Rio berharap kepada Pemerintah Kabupaten Pesawaran melalui instansi terkait untuk menertibkan dan memberikan teguran kepada pengusaha tambak-tambak udang yang tidak beraktivitas lagi.


"Dan sekali lagi saya ucapkan terimakasih kepada CIMSA FK Unila karena program ini memang selaras dengan  Program Bapak Bupati Dendi,dimana beliau ingin mewujudkan kabupaten Pesawaran yang bersih dan sehat."pungkas Rio. [Feby]

Posting Komentar

0 Komentar