GK, LAMPUNG - Mahasiswa KKN Universitas Lampung (Unila) melakukan peninjauan langsung ke Desa Subang Jaya, Kecamatan Bandar Surabaya, untuk mengevaluasi dampak banjir yang merendam lahan pertanian. Banjir yang melanda desa ini telah menyebabkan kerugian besar, mengingat mayoritas warganya bergantung pada sektor pertanian.
Lahan pertanian yang menjadi sumber penghidupan utama bagi warga terendam selama hampir dua bulan, yang berdampak serius pada produksi padi dan menyebabkan gagal panen. Warga Desa Subang Jaya, yang dikenal dengan sebutan "Acan", menyatakan bahwa banjir kali ini adalah yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir. "Hampir seluruh sawah dan ladang terendam. Warga kesulitan ekonomi karena tidak ada hasil panen yang bisa dijual," ujarnya.
Dampak ekonomi dari bencana ini sangat terasa, dengan banyak keluarga yang kehilangan pendapatan utama mereka dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, mereka juga dihadapkan pada tantangan untuk memperbaiki lahan pascabanjir, meningkatkan kesuburan tanah, dan menanam kembali. Beberapa petani bahkan memutuskan untuk memanen sawah mereka lebih awal, meskipun hasilnya tidak maksimal, untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Mahasiswa KKN Unila tidak hanya melakukan pendataan, tetapi juga berdiskusi dengan warga untuk mencari solusi. "Kami sedang mengumpulkan informasi dan berkoordinasi dengan warga desa. Kami ingin membantu menyebarkan informasi mengenai kondisi sawah yang terendam banjir," ujar salah satu mahasiswa KKN.
Warga setempat berharap agar pemerintah daerah dan pihak terkait dapat memberikan bantuan segera, seperti dana darurat, alat berat untuk perbaikan lahan, dan bibit tanaman baru. "Kami sangat membutuhkan bantuan untuk bangkit dari keadaan ini. Tanpa bantuan, kami khawatir hidup kami semakin sulit," keluh salah seorang warga, "Acun".
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang. Meskipun masalah tidak dapat diselesaikan dengan cepat, kehadiran mahasiswa KKN membawa harapan baru bagi warga desa yang sedang berjuang untuk memulihkan ekonomi mereka pascabencana.(*)