GK, Bandar Lampung — TNI AL kembali melaksanakan Shipnaming dan Launching kapal perang buatan dalam negeri yang dipimpin oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali di galangan kapal PT. Daya Radar Utama Lampung pada Jumat (20/09).
Kapal yang diberi nama “KRI Lukas Rumkorem-392 dan KRI Raja Haji
Fisabilillah-391” ini merupakan kapal program pengadaan Kementerian Pertahanan untuk TNI AL yang dipersiapkan sebagai kapal kombatan maupun kapal patroli yang memiliki kecepatan tinggi dan mampu beroperasi di seluruh perairan yurisdiksi Indonesia. Dengan hull badan kapal yang berbentuk monohull, dirancang untuk mendapatkan performance yang baik pada kecepatan tinggi maupun pada kecepatan jelajah.
Dua unit kapal OPV ini yaitu KRI Lukas Rumkorem-392 dan KRI Raja Haji
Fisabillilah-391 nantinya akan ditempatkan di Satkor Koarmada III. Kapal Perang yang dibangun merupakan bagian integral dari pembangunan kekuatan TNI AL, dimana salah satunya sebagai perencanaan strategis dalam menjaga keamanan dan melaksanakan penegakkan hukum di laut.
Kapal OPV ini merupakan salah satu jenis kapal perang karya putra putri
bangsa yang dibangun di Galangan PT. Daya Radar Utama. Kapal tersebut memiliki spesifikasi teknis yaitu panjang 98 meter, lebar 13,50 meter, tinggi 6,90 meter, kecepatan maksimum 28 knots dan kecepatan jelajah 20 knots.
Kapal OPV 90M ini memiliki beberapa keunggulan yaitu diperkuat dengan
senjata Meriam 76 mm dan 40 mm Leonardo, Meriam 20 mm Escribano, Decoy atau Terma, Surface To Surface Missile 2×4 Launcher System/Roketsan. Dengan kecepatan maksimum 28 knots dan kelincahan yang dimiliki, kapal ini mampu memenuhi berbagai misi operasi baik penegakkan hukum di laut, infiltrasi, eksfiltrasi maupun misi SAR dengan sangat baik.
Shipnaming dalam pembangunan kapal perang merupakan bagian dari
rangkaian seremonial pembangunan kapal perang. Secara lengkap, seremonial pembangunan kapal meliputi first steel cutting, keel laying, shipnaming, launching, kemudian akan dilanjutkan dengan delivery and receiving, commissioning dan terakhir adalah pengukuhan.
Nama Pahlawan tersebut dipilih karena Raja Haji Fisabilillah atau dikenal juga
sebagai Raja Yang Dipertuan Muda dengan wilayah kekuasaan meliputi daerah Riau, Lingga, Johor hingga Pahang. Karena keberaniannya, beliau gugur pada saat melakukan penyerangan pangkalan maritim Belanda di Teluk Ketapang (Melaka) pada tahun 1784. Atas jasa-jasanya, Raja Haji Fisabilillah diberi gelar sebagai Pahlawan Nasional.
Sedangkan Lukas adalah pemimpin rakyat Papua saat melakukan
perlawanan terhadap Jepang di Biak pada tahun 1943, sehingga Biak menjadi daerah pertama di Indonesia yang terbebas dari penjajahan Jepang, pada bulan September 1945 beliau mendirikan Perserikatan Indonesia Merdeka (PIM) gerakan partai politik pertama di Pulau Biak, Pada tahun 1958 Lukas Rumkorem membentuk organisasi Tentara Tjadangan Tjenderawasih (TTT) yang terus melawan belanda serta membantu pemerintah indonesia dalam perang Trikora, oleh pemerintah RI.
TNI AL terus berkomitmen untuk melaksanakan Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri (P3DN), serta mengurangi produk impor. Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali. Langkah ini diambil guna mendukung pemerintah dalam meningkatkan perekonomian, sekaligus sebagai wujud kemandirian bangsa dalam pemenuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) dan meningkatkan peran Indonesia dalam rantai suplai global.(red)