Perjuangan Dua Tahun TACB Berbuah Hasil, Situs Batu Brak Naik Status Jadi Cagar Budaya Nasional


LAMPUNG
-- Setelah Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Barat berjuang dua tahun, TACB Nasional akhirnya menaikan Situs Batu Brak Lampung Barat asebagai cagar budaya peringkat nasional.

Ketua TACB Lampung Anshori Djausal bersyukur perjuangan bersama timnya berhasil lewat Sidang Kajian Penetapan Cagar Budaya Peringkat Nasional 2025 lewat zoom pada Rabu (12/11/2025), pukul 05.15 WIB. 

Mereka yang hadir pada sidang secara zoom di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tersebut antara lain Dra. Heni Astuti, MIP; I Made Giri Gunadi, SS, MSi; Sulistyowati, SH; Ni Putu Galih Pratiwi, MHum; Hermansyah. 

TACB Nasional menyatakan bahwa Situs Batu Brak memenuhi Pasal 42 huruf D dari Undang-Undang tentang Cagar Budaya (UU 11/2010) mengatur tentang syarat pengusulan Cagar Budaya ke peringkat nasional.

Berdasarkan pasal tersebut, cagar budaya Situs Cagar Budaya Batu Brak tersebut harus merupakan bukti evolusi peradaban bangsa serta pertukaran budaya lintas negara dan lintas daerah, baik yang telah punah maupun yang masih hidup di masyarakat. 

Menurut Anshori Djausal, tujuan penetapan peringkat nasional ini bertujuan untuk memberikan pengakuan dan perlindungan lebih tinggi terhadap cagar budaya yang memiliki nilai sejarah dan kebudayaan yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia. 

Hingga kini, TACB Lampung telah menasional empat situs cagar budaya Lampung peringkat naaional, yakni (1). Prasasti Palas Pasemah, (2). Prasasti Batu Bedil, (3). Taman Purbakala Pugung Raharjo. 

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon yang menyerahkan sertifikat dua benda cagar budaya peringkat nasional kepada Kadis Dikbud Lampung Zulpakar pada acara Apresiasi Warisan Budaya Indonesia (AWBI) 2024 di Taman Farahilah, Kota Tua, Jakarta, Sabtu malam (16/10/2024). 

Kedua benda cagar budaya yang naik jadi peringkat nasional itu adalah Situs Palas Pasemah (Lampung Selatan) dan Prasasti Batu Bedil (Tanggamus). Fadli Zon juga memberikan 17 sertifikat serupa ke provinsi lain dan 272 warisan budaya tak benda Indonesia. 

"Masih banyak situs dan benda diduga Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yang masih harus diperjuangkan bersama seluruh elemen masyarakat," kata Anshori Djausal. Salah satunya, Rumah Daswati yang menjadi sejarah berdirinya Provinsi Lampung. 

Penemuan ODCB ini penting karena merupakan langkah awal untuk proses verifikasi dan penetapan statusnya secara resmi sebagai cagar budaya, sehingga dapat dilestarikan dan dilindungi, pungkasnya. 

SITUS BATU BRAK

I Made Giri Gunadi, SS, MSi mengatakan Situs Batu Brak tersebut telah memenuhi lima kriteria Cagar budaya nasional, yakni:
1. Wujud kesatuan dan persatuan bangsa. 
2. Karya adiluhung yang mencerminkan kekhasan kebudayaan Bangsa Indonesia. 
3. Sangat langka jenisnya, unik rancangannya, dan sedikit jumlahnya di Indonesia. 
4. Bukti evolusi peradaban bangsa serta pertukaran budaya lintas negara dan lintas daerah, baik yang telah punah maupun yang masih hidup di masyarakat. 
5. Contoh penting kawasan permukiman tradisional, lanskap budaya, dan atau pemanfaatan ruang yang bersifat khas yang terancam punah. 

1. Wujud Kesatuan dan Persatuan Bangsa.

1.1. Nilai Gotong Royong:

Situs Batu Berak seluas 3 hektare yang terdiri dari 50 menhir, 27 dolmen 3 batu datar, 56 batu umpak, dll bisa terwujud atas kegotong royongan masyarakat setempat 4500 tahun lalu untuk menghormati leluhurnya. 

Apabila diperhatikan, monumen megalitik itu diantaranya ada yang memiliki ukuran sangat besar, bahkan ada yang memiliki bobot ratusan kilogram. Bila diukur dengan tenaga manusia biasa, sangat sulit untuk memindahkannya. 

1.2.Nilai Toleransi dan Kerukunan

Sikap toleransi pada masyarakat pendukung Situs Batu Berak dapat dilihat pada masa perkembangan kemudian yang adanya bukti keharmonis religi dan kemasyarakatan. Dari kerukunan tersebut, akan menciptakan harmoni dan stabilitas di suatu daerah.
2. Karya Adiluhung

Situs Batu Brak mencerminkan kekhasan kebudayaan bangsa Indonesia yang merupakan karya agung atau mulia terutama yang berasal dari masa megalitik dilihat dari hasil kajian etnoarkeologis. 

3. Sangat Langka 

Situs Batu Berak penting bagi sejarah di Indonesia. Situs Batu Berak merupakan bukti perkembangan kebudayaan Masa Megalitik. Situs Batu Berak memberikan informasi kegiatan manusia pada masa lalu dalam aktifitas Tradisi Megalitik dengan tata permukiman, tata sumber daya lingkungan, dan religi.

4. Bukti Evolusi 

Peradaban bangsa serta pertukaran budaya lintas negara dan lintas daerah, baik yang telah punah maupun yang masih hidup di masyarakat. Situs Batu Berak berkaitan dengan persebaran budaya Austronesia. Tradisi megalitik berasal dari Tiongkok Selatan dan disebarkan oleh bangsa Austronesia melalui dua gelombang besar, megalitik tua dan megalitik muda (Geldern: 1945: 149). 

Megalitik tua berkembang pada masa neolitik 2500-1500 SM, seperti menhir, dolmen, undak batu, jalan batu, dan bangunan lainnya yang bersifat monumental. Sedangkan megalitik muda berkembang pada masa perunggu dan besi, berupa kubur peti batu, sarkofagus, dan sebagai nya yang bersifat ornamental. 

Temuan Keramik Dinasti Sung dan manik-manik membuktikan Situs Batu Berak merupakan situs yang berkelanjutan, mulai dari masa megalitik tua sampa dengan masuknya pengaruh-pengaruh dari berbagai dunia, seperti Tiongkok, India, dan sebagainya. Migrasi bangsa Austronesia pada masa neolitik, perunggu besi menyebabkan tradisi megalitik tersebar ke daerah-daerah yang dilalui oleh migrasi bangsa tersebut. 

Persebaran tradisi megalitik berkaitan dengan beberapa bangsa, seperti Jepang, Formosa, Taiwan, Malaysia, dan Indonesia bahkan diperkirakan sampai dengan pasifik. W.J. Perry menyatakan bahwa pendukung megalitik sudah mengenal sawah, irigasi, dan logam (Kaudern, 1938: 179). 

4 Situs Batu Berak berkaitan dengan kebudayaan lintas daerah.

Terlihat dari tinggalan-tinggalan megalitik, seperti di daerah Lahat dan Pagar Alam (Megalitik Pasemah). Dan dilihat dari toponimi, nama-nama daerah di Sumatra Selatan, Lampung, dan Bengkulu banyak memiliki kesamaan.

Berdasarkan pendapat para ahli, maka Situs Batu Berak merupakan peradaban bangsa dan budaya lintas negara dan lintas daerah. Bahkan unsur-unsur kepercayaan dan falsafah hidup masyarakat Lampung masih melekat sampai saat ini, yang terdapat di dalam Piil Pesenggiri.

5. Contoh penting Kawasan permukiman tradisional, lanskap budaya, dan/atau pemanfaatan ruang bersifat khas yang terancam punah. Melihat lanskap dan temuan, Situs Batu Berak merupakan Kawasan pemukiman tradisional terlihat dari dukungan situs-situs disekitarnya.

Pemanfaatan ruang bersifat khas yang terancam punah: Timur laut Situs Batu Berak berdekatan dengan kolam milik masyarakat, sisi Timur dan barat laut situs terdapat kebon kopi milik masyaralat, sisi Barta Daya situs terdampak genangan air saat hujan. 

Selain itu, pada situs utama, terdapat genangan air saat hujan sehingga seluruh kondisi tersebut akan menyebabkan erosi dalam jangka panjang. Pemanfaatan situs sebagai ruang publik, seperti arena bermain layang-layang berdampak negatif karena secara tidak sadar masyarakat menginjak objek yang berada di situs. 

Contoh lainnya pemanfaatan situs sebagai area olahraga yang tanpa sadar, masyarakat duduk dan bersandar pada objek situs. (*)

Post a Comment

Silahkan Tulis Komentar Anda

Lebih baru Lebih lama