Bandar Lampung – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung terus memperkuat komitmennya dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat sejak usia dini. Melalui kolaborasi bersama Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Bursa Efek Indonesia (BEI), Phintraco Sekuritas, dan Forum CSR Lampung, OJK menggelar kegiatan Edukasi Keuangan dan Pengenalan Investasi melalui Program Bank Sampah Sekolah di Bandar Lampung, Jum'at 10 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari peluncuran Program Bank Sampah Sekolah yang telah dilakukan pada 21 Agustus 2025. Program ini menjadi wujud nyata sinergi antara edukasi keuangan, kepedulian lingkungan, serta pemberdayaan generasi muda di lingkungan sekolah.
Acara dihadiri oleh Asisten Direktur OJK Lampung, Imam Gozali; Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Laila Soraya; Ketua APINDO Lampung, Ary Meizari Alfian; Ketua Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil Lampung, Asrian Hendicaya; Direktur Bank Sampah Sahabat Gajah, Tedy Purwoko; Deputi Wilayah BEI Lampung, Dendi F. Amin; Perwakilan Phintraco Sekuritas, Dinda Kurniawati; Wakil Ketua Bidang Pengembangan Forum CSR Lampung, Yayan Sopian; serta perwakilan Coca-Cola Europacific Partners, kepala sekolah SMA dan SMK se-Bandar Lampung, serta lembaga jasa keuangan lainnya.
Dalam sambutannya, Imam Gozali menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah strategis OJK untuk menanamkan kesadaran literasi keuangan sejak dini melalui kegiatan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa.
“Program Bank Sampah Sekolah tidak hanya menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga mengajarkan pentingnya menabung dan mengelola keuangan secara bertanggung jawab,” ujar Imam.
Ia menambahkan, berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025, tingkat literasi keuangan kelompok usia muda (18–25 tahun) mencapai 73,22%, dengan inklusi keuangan sebesar 89,96%.
“Angka ini menunjukkan bahwa akses keuangan generasi muda sudah tinggi, namun perlu diperkuat melalui pembiasaan mengelola uang dengan baik. Dari kegiatan sederhana seperti bank sampah, anak-anak bisa belajar menabung, merencanakan keuangan, hingga berinvestasi sejak sekolah,” jelasnya.
Selain edukasi tentang pengelolaan keuangan, kegiatan ini juga menghadirkan materi dari BEI dan Phintraco Sekuritas mengenai pembukaan rekening saham serta pengenalan investasi dasar bagi pelajar. Melalui kolaborasi ini, OJK berharap siswa dapat memahami konsep investasi yang legal, aman, dan diawasi OJK, sejalan dengan program nasional Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) dan momentum Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025.
Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Forum CSR Lampung, Yayan Sopian, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga bertujuan menumbuhkan karakter peduli lingkungan di kalangan pelajar.
“Anak-anak ini adalah the next young green leaders. Mereka tidak hanya belajar menjaga lingkungan, tetapi juga memanfaatkan hasilnya secara produktif dan bermanfaat,” ujarnya.
Senada dengan itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Laila Soraya, memberikan apresiasi atas sinergi antara OJK dan para mitra. Ia menilai bahwa Program Bank Sampah Sekolah bukan hanya kegiatan tambahan, melainkan sarana pembentukan karakter.
“Program ini mengajarkan nilai disiplin, gotong royong, kreativitas, dan semangat kewirausahaan di kalangan pelajar,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, OJK Provinsi Lampung menegaskan komitmennya untuk terus memperluas jangkauan edukasi keuangan berbasis lingkungan di sekolah-sekolah. Harapannya, generasi muda Lampung tumbuh menjadi individu yang cerdas finansial, peduli lingkungan, dan berdaya saing tinggi dalam mewujudkan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.