Bandar Lampung, 1 Agustus 2025 – Provinsi Lampung mencatatkan inflasi sebesar 0,19% (mtm) pada Juli 2025, meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar 0,04% (mtm), namun tetap lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,30% (mtm). Dengan pencapaian tersebut, inflasi tahunan Lampung tercatat sebesar 2,63% (yoy), masih berada dalam rentang sasaran 2,5±1% yang ditetapkan Bank Indonesia (BI).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung menyampaikan bahwa inflasi pada Juli 2025 didorong oleh naiknya harga sejumlah komoditas pangan seperti bawang merah, tomat, cabai rawit, dan beras. Bawang merah memberikan andil terbesar sebesar 0,13% terhadap inflasi bulanan, seiring menurunnya pasokan dari sentra produksi di Jawa Barat akibat musim gadu dan serangan hama.
“Meski terjadi tekanan pada harga pangan tertentu, Lampung masih berhasil menjaga inflasi dalam batas yang sehat dan terkendali,” ujar perwakilan Bank Indonesia Lampung.
Di sisi lain, sejumlah komoditas justru mengalami penurunan harga dan turut menahan laju inflasi, antara lain bawang putih (-0,06%), daging ayam ras (-0,03%), dan susu cair kemasan (-0,02%). Penurunan harga bawang putih dipicu oleh kelancaran pasokan dari impor, sedangkan pasokan ayam yang meningkat turut menstabilkan harga daging ayam ras.
Bank Indonesia memprakirakan bahwa inflasi Provinsi Lampung tetap akan terjaga pada rentang sasaran hingga akhir 2025. Namun demikian, sejumlah risiko tetap harus diwaspadai, seperti kenaikan permintaan akibat kenaikan UMP sebesar 6,5%, fluktuasi harga emas dunia, serta potensi gangguan produksi hortikultura akibat curah hujan yang rendah.
Menyikapi hal ini, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus menjalankan strategi 4K, yaitu:
1. Keterjangkauan Harga
Operasi pasar dan SPHP beras secara terarah.
Monitoring harga komoditas utama seperti beras dan cabai.
2. Ketersediaan Pasokan
Perluasan toko pengendalian inflasi dan kerja sama antar daerah.
Percepatan program swasembada pangan.
3. Kelancaran Distribusi
Menjamin kecukupan transportasi dan perbaikan infrastruktur jalan.
Implementasi Mobil TOP (Transportasi Operasi Pasar).
4. Komunikasi Efektif
Koordinasi rutin antar TPID.
Penguatan sistem informasi neraca pangan.
Dengan langkah-langkah strategis tersebut, Bank Indonesia dan TPID Lampung optimis bahwa stabilitas harga akan terus terjaga dan daya beli masyarakat tetap terlindungi di tengah dinamika ekonomi global dan nasional.