Intimidasi Oknum Guru: Siswa Berprestasi Pindah Sekolah


GK, Tanggamus –
Kasus perlakuan tidak adil yang dialami oleh OBP, seorang siswa berprestasi dari SMPN 1 Semaka, mendapat perhatian luas dari publik. OBP, yang sebelumnya berhasil mengharumkan nama baik sekolah, terpaksa pindah sekolah setelah diduga menerima perlakuan kurang menyenangkan dari seorang oknum guru berinisial DA.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanggamus, Rohman, memastikan bahwa pihaknya telah melakukan klarifikasi langsung ke sekolah.

“Kami sudah mengonfirmasi pihak sekolah dan memperoleh informasi bahwa OBP memang telah pindah sekolah. Saat ini, yang bersangkutan telah diterima di sekolah lain,” jelas Rohman.

Terkait dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh DA, Rohman menyatakan bahwa pihaknya akan menyerahkan penanganan kasus ini kepada bidang ketenagaan. “Bidang tersebut yang berkompeten dalam memberikan pembinaan kepada tenaga pendidik. Kami akan berkoordinasi untuk menangani masalah ini,” tambahnya.

Bidang ketenagaan juga telah mengonfirmasi bahwa DA dan Kepala Sekolah SMPN 1 Semaka, Budiono, telah dipanggil untuk diberikan pembinaan pada Senin, 10 Februari 2025. “Kami telah memberikan pembinaan sesuai dengan prosedur operasional standar (SOP). Kami juga mengingatkan DA untuk menjaga tutur kata dan perilaku, karena sebagai pendidik, beliau harus menjadi contoh yang baik bagi siswa,” ungkap seorang staf yang enggan disebutkan namanya.

Ketua DPC GRIB Jaya Tanggamus, Nusirwan, menyayangkan kejadian ini dan mengutuk tindakan oknum guru tersebut. “Seorang siswa berprestasi harusnya bisa meraih cita-citanya tanpa terganggu oleh ulah oknum guru yang tidak mendidik. Kami mendesak agar DA diberikan sanksi tegas, agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan,” tegas Nusirwan.

Pihak bidang ketenagaan juga menyatakan bahwa mereka akan terus berkoordinasi dengan Plt Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Tanggamus untuk menentukan langkah tindak lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan dan pembinaan yang telah dilakukan.

Kasus ini menjadi perhatian serius sebagai evaluasi penting untuk meningkatkan etika tenaga pendidik di lingkungan sekolah, serta untuk memastikan bahwa situasi serupa tidak terulang di masa mendatang.(*)

Post a Comment

Silahkan Tulis Komentar Anda

Lebih baru Lebih lama