Ada Apa dengan Remaja Kita?


OPINI Oleh: Hidayah Boru Regar.
[Mahasiswi Fakultas Tarbiyah Tingkat Akhir UIN Lampung]


Pada satu tahun terakhir  hingga awal tahun 2023 Ini,  banyak sekali terjadi tawuran-tawuran pelajar/remaja yang meresahkan masyarakat,  kenakalan remaja tersebut kiranya tidak berhenti, bahkan cendrung lebih meningkat kuantitas dan kualitasnya.

Jika pada jaman dahulu para remaja tawuran sesama mereka dengan menggunakan batu, dan potongan-potongan kayu, kini sudah mengarah pada sifat yang merusak kepentingan-kepentingan umum, dan mengancam jiwa dan keselamatan orang lain, bahkan baru-baru ini kita dikejutkan dengan kenakalan remaja yang cendrung dinamakan kejahatan, dimana remaja-remaja yang tergabung dalam "Geng motor" mereka telah meresahkan masyarakat bahkan mengancam keselamatan dan mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

Kalau dulu tawuran terjadi pada siang hari, kini sudah meningkat pada malam hari, bahkan dini hari. Mengapa hal yang meresahkan dan mengkhawatirkan ini terjadi, siapa yang salah dan siapa pula yang bertangungjawab atas kejadian-kejadian ini.

Tentunya kejadian ini tidaklah berdiri sendiri tapi melibatkan banyak pihak yaitu keluarga, orangtua dalam rumah tangga, selanjutnya sekolah dengan guru-guru sebagai penanggung jawab dan lingkungan, baik lingkungan diluar rumah dan di luar sekolah.

Dalam dunia pendidikan, peranan utama dalam pembentukan kepribadian anak/remaja adalah keluarga dan sekolah, sekolah sebagai lingkungan kedua, yang disamping memberikan ilmu pengetahuan juga ikut membantu perkembangan kepribadian anak/remaja, dan ligkungan ketiga lingkungan masyarakat yaitu lingkungan diluar rumah dan diluar sekolah, dalam lingkungan ketiga ini yang ikut bertanggug jawab ialah tokoh masyarakat, tokoh pemuda baik formal maupun informal, marilah kita kupas lebih dalam peranan masing-masing lingkungan tersebut.

Pertama Lingkungan keluarga. Pada waktu akhir-akhir ini dimana orang tua, suami istri, dalam mencukupi kehidupan ekonomi keluarga sama-sama bekerja di luar rumah. Sehingga pendidikan si anak/remaja diserahkan ke pihak lain, syukur-syukur dalam keluarga itu masih ada nenek atau kakek yang mau membantu memperhatikan pendidikan anak/remaja dalam rumah tangga tersebut.

Kadang-kadang ada rumah tangga yang bapak dan ibunya pagi-pagi sudah pergi bekerja, sedangkan anak-anak masih tidur, belum bangun. Dan pada malam harinya ada orang tua yang baru pulang dari tempat bekerja dan anak-anaknya telah tidur, hampir sepanjang pekan anak-anak tidak pernah bertemu dengan orangtuanya, dan kalaupun bertemu sore jumat sampai hari Minggu.

Itupun karena kesibukan orang tua sulit atau sukar berkomunikasi dengan anak-anaknya sehingga semua kepentingan si anak diurus oleh kakek nenek, atau kalau tidak ada kakek nenek diserahkan pada pembantu rumah tangga, inilah masalah yang sulit yang terjadi di daerah perkotaan,  sehingga karena tidak ada perhatian yang khusus dari orang tua kepada anak-anaknya, anak-anak itu tumbuh dan kembang seadanya sehingga mereka sama sekali tidak mempunyai pegangan hidup dalam menghadapi masyarakat sekitarnya, kadang-kadang orang tua sudah merasa cukup kalau anak-anaknya sudah dipenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti jajan dan membeli keperluan-keperluan lain.

Kemudian kadang-kadang ada sesuatu yang sebenarnya tidak perlu terjadi umpama anak-anak belum cukup umur untuk mengendarai kendaraan bermotor oleh orang tua sudah dibelikan kendaraan tersebut. Dengan bangganya seorang ibu bercerita kepada tetangganya bahwa anaknya yang baru duduk di kelas satu SMP telah mampu mengendarai motor.

Karena sang ibu dapat menyuruh anak tersebut membeli sesuatu kepasar dengan mengendarai motor, padahal orang tua tersebut dengan sikap seperti itu telah mempersiapkan kejadian yang mengerikan untuk anak-anaknya. Karena anak dengan umur sedemikian sebenarnya belum mampu untuk menguasai kendaraan.          

Inilah suatu kejadian yang sebenarnya kalau orang tua mempunyai pengetahuan yang luas tentang sianak, bagaimana mendidik dan membesarkannya, ini tidak perlu terjadi. Penulis mempunyai pengalaman dengan seseorang teman yang mempunyai beberapa Taksi yang selalu terparkir dirumahnya dan setiap jam 11 malam harus sudah kembai ke rumah. Teman tersebut tiap hari menanyakan kalau jam 11 malam belum pulang taksi nomor  sekian, dia sibuk telpon sana telpon sini. Padahal pada malam itu anak remajanya belum pulang ke rumah dan dia tidak pernah bertanya mengapa anaknya tersebut belum pulang, sang teman tersebut lebih memperhatikan taksinya dari pada anaknya, jadi kejadian kenakalan atau lebih tegasnya kejahatan remaja yang membawa Sajam, Tawuran, Geng motor, itu karena lemahnya pengawasan dari orang tua.

Lingkungan kedua yaitu lingkungan sekolah, lingkungan sekolah ini seharusnya dapat membantu perkembangan kepribadian anak untuk mengahadapi lingkungannya. Lingkungan sekolah harus lingkungan yang menyenangkan dimana guru-guru yang pandai, cerdas dan selalau bersikap adil terhadap anak muridnya. Mereka harus memperlakukan anak itu sama, tidak pernah pandang anak siapa yang dihadapinya, apakah anak pejabat, anak orang kaya, anak orang miskin, hendaknya sama diberlakukannya, tidak ada perbedaan. 

Janganlah guru itu membuat anak-anak jadi prustasi karena perlakuannya, banyak guru-guru terutama guru-guru muda yang ilmu pendidikannya, ilmu psikologinya sangat minim berlaku tidak adil terhadap anak-anaknya. Banyak guru-guru terutama guru kelas, guru mata pelajaran yang memberikan mata pelajaran  tambahan atau ekstrakurikuler pada muridnya di luar jam sekolah dengan pembayaran tertentu. Banyak anak-anak orang kaya ikut serta, tapi bagi anak miskin yang tidak mampu membayar tidak akan ikut, dan ada anak yang merasa dirinya sudah pandai tidak ikut dalam mata pelajaran tambahan tersebut.

Tapi perlakuan guru terhadap anak-anak yang tidak ikut les sangat menyakitkan anak-anak karena walaupun mereka pandai, angka rapornya selalu jelek, tapi bagi yang ikut les walaupun kurang pandai angkanya selalu bagus. Sehingga menimbulkan kecemburuan bahkan frustsi bagi anak-anak yang diperlakukan tidak adil tersebut. Seperti diketahuai bagi anak-anak yang belum stabil mentalnya sehingga frustasi dapat menyebakan agresi, sehingga secara diam-diam anak tersebut memusuhi anak-anak yang nilainya bagus.

Inilah peranan sekolah sudah tidak lagi memberikan kenyamanan bagi anak-anaknya. Belum lagi terjadinya pungutan-pungutan yang tidak pada tempatnya yang memberatkan bagi keluarga-keluarga miskin.

Seharusnya lingkungan sekolah ini menciptakan lingkungan yang aman dan menyenangkan bagi anak-anak sehingga peranan sekolah dapat membantu pembentukan kepribadian atau bahasa sekarang yang populer ialah membentuk karakter anak-anak yang baik.

Lingkungan yang ketiga adalah lingkungan masyarakat. Lingkungan ini sangatlah berbahaya kalau digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Lingkungan ini adalah sangat menentukan bagaimana kehidupan sianak dalam masyarakat.

Kadang-kadang sangat menentukan dalam pembentukan kepribadian anak-anak. Lebih-lebih bagi anak/remaja yang di rumah kurang mendapatkan perhatian, kurang mendapatkan kasih sayang, dan disekolah mereka tidak diperlakukan adil oleh guru-gurunya. Anak-anak yang menurut ilmu jiwa, tentang kelebihan tenaga yang tidak tersalurkan akan sangat merugikan perkembangan sianak. Seperti yang kita ketahui anak-anak remaja lebih-lebih yang sedang masa pubertas, mereka sangat kelebihan tenaga dan tenaga yang tidak tersalurkan dengan baik akan menjurus pada perusakan. 

Dalam lingkungan ketiga ini harus mempunyai sarana-sarana yang cukup umpama lapangan-lapangan olah raga, yang memenuhi syarat, lapangan-lapangan bermain yang sehat  perlu disediakan oleh pemerintah, sehingga anak-anak remaja dapat menyalurkan kelebihan tenaga dan hobi yang ada pada mereka. 

Kalau anak-anak remaja tersebut hobi dan tenaganya dapat disalurkan pada siang hari, dan pada malam hari mereka akan betah dirumah istirahat melalui pengawasan orang tua, dan tentunya kenakalan remaja tersebut dapat kita cegah, untuk itu penulis menyarankan : Pertama, agar para orang tua lebih memperhatikan pendidikan dan kepentingan anak-anak serta remajanya, berikanlah kepada mereka perhatian dan rasa kasih sayang yang penuh sehingga pembentukan kepribadiannya akan tumbuh dengan sempurna, ajaklah mereka bagi yang muslim sholat dan beribadah bersama, makan bersama dan memperhatikan waktu belajar mereka sehingga tenaga-tenaga yang berlebihan pada mereka dapat disalurkan dengan baik.

Kedua, pada sekolah sebagai lingkungan kedua, hendaknya berfungsi sebagai lembaga yang meyenangkan sehigga pembentukan kepribadian mereka dapat terbantu disekolah tersebut, seorang guru sebaiknya mau menjadi orang tua disekolah sehingga anak-anak mempercayakan dirinya pada seorang guru sehingga dengan demikian guru akan lebih mudah memberikan pelajaran kepada mereka.

Editor: Pinnur Selalau

Posting Komentar

0 Komentar