Lurah di Bandar Lampung Keluhkan Berbagai Iuran, Hingga Penekanan untuk Memenangkan Salah Satu Caleg DPR RI


GK, BANDAR LAMPUNG | Menjabat sebagai Lurah di Kota Bandar Lampung bagaikan buah simalakama, "Dimakan mati Bapak, tidak dimakan mati Emak." Pepatah tersebut sejalan dengan apa yang dialami oleh para Lurah di Kota Bandar Lampung.

Hal itu disampaikan oleh salah beberapa Lurah di Bandar Lampung kepada awak media melalui telepon selulernya, yang identitasnya minta untuk tidak dipublikasikan,  Selasa (18/7/2023).

Yang menjadi keluhan Lurah tersebut adalah banyaknya sumbangan yang harus ditanggung oleh mereka (para lurah) sehingga menyebabkan Tunjangan Kinerja (Tukin) yang seharusnya mereka dapatkan habis untuk sumbangan ini dan itu yang diduga di perintahkan oleh Walikota Bandar Lampung Eva Dwiana.

Seperti yang terjadi saat menjelang hari raya Idul Adha beberapa waktu yang lalu, seluruh Lurah di Kota Bandar Lampung diharuskan iuran untuk membeli sapi untuk hewan Qurban.

"Habis lah tukin kami yang hanya berjumlah Rp 4.750.000., dipotong iuran beli sapi untuk qurban yang mengatasnamakan pemkot balam, sisa berapa lagi yang kami terima, sedangkan kami juga dirumah mau ikut merayakan lebaran idul adha juga," ujarnya.

Masih menurutnya, iuran atau sumbangan tersebut sudah berlangsung sejak tahun lalu alias sudah dua tahun ini.

"Sumbangan atau iuran tersebut sudah berlangsung sejak tahun lalu atau sudah dua tahun ini," terangnya.

Sementara iuran tersebut dikoordinir oleh Ketua Forum Lurah atau Camat Setempat, dan disuruh cari sapi sendiri.

"Yang disuruh ngumpulin uang iuran tersebut ketua forum, kalau tidak camat yang disuruh megang uang hasil iuran dari para lurah itu untuk dibelikan sapi," jelasnya.

Lanjutnya, "Pusing kami ini, dapat tukin lebih kurang lima juta, dipotong beli sapi dan belum sumbangan untuk banner segala macam terus saja," katanya.

Masih menurut salah satu Lurah itu, menjabat sebagai Lurah di Kota Bandar Lampung tidak mendapatkan hasil apa-apa, bahkan pendapatan dari usaha keluarga di luar gaji dan tunjangan ASN ikut terpakai.

"Saya jadi Lurah ini tidak ada hasilnya, bahkan hasil usaha keluarga di luar gaji sebagai ASN dan tunjangan lainnya habis untuk menutupi sumbangan macam-macam," keluhnya.

Seperti yang terjadi beberapa waktu lalu, "Kemarin mobil hias kami sumbangan, bayangin baru seminggu sumbangan untuk mobil hias, jarak sembilan hari sepuluh hari lebaran Idul Adha dan kami harus iuran lagi untuk beli sapi," ungkapnya.

Jadi menurutnya tidak ada sumbangan dari walikota Balam dalam hal kegiatan apapun.

Belum lagi ada penekanan jika para lurah itu tidak bisa memenangkan dirinya dan anaknya saat pemilu 2024 maka para lurah itu akan di non-job-kan.

"Kalau kami tidak bisa memenangkan dia (Eva Dwiana) dan anaknya Rahmawati Herdian yang nyalon DPR RI pada Pileg 2024 nanti, maka kami dinon-job-kan," terangnya. | Tim.

Posting Komentar

0 Komentar