Diduga Bantuan PKH & BPNT di Dusun 06, Desa Sadar Sriwijaya di Gelapkan


Lampung Timur - Lagi-lagi Bantuan dan program Pemerintah pusat untuk mengentaskan kemiskinan di NKRI ini, diduga dimanfaatkan oleh para oknum Desa yang tidak bertanggung Jawab, salah satu contoh di Dusun 06, Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung.

Ada dugaan Penggelapan Dana PKH (Program Keluarga Harapan) dan Program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) oleh oknum Kepala Dusun 6 (Edi-red) dan rekan-rekan. Pasalnya, kartu ATM Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sudah beberapa tahun ini di minta oleh oknum Kepala Dusun tersebut dari KPM, berikut nomor Pin, hingga saat ini masih di tangan mereka.

Padahal, Kartu ATM milik para KPM tidak bisa dipegang oleh siapa pun, dengan alasan apapun, sebab dalam Kartu ATM Bank Mandiri tersebut ada kucuran Dana 2 Program, yaitu PKH dan BPNT. Diduga semenjak Kartu ATM diminta oleh oknum Kepala Dusun, KPM tidak lagi mendapatkan Bantuan Program PKH.

Kemudian dalam bantuan BPNT pun, bahan pokok yang di terima KPM tidak sesuai dengan uang yang mereka terima dari pemerintah Pusat melalui Rekening Bank Mandiri, sebesar Rp 200.000,- (Dua Ratus Ribu Rupiah), dalam pembelanjaan ke E-warung KPM hanya mendapatkan Beras 10 Kg kualitas biasa bukan premium, telor 1 Kg atau 15 butir, buah Pear 4 buah, kentang 1 Kg kualitas asal-asalan, dan Kacang 0,5 kg. Jadi jika dirincikan semua bahan pokok yang didapat oleh KPM, hanya bernilai kurang lebih Rp 150.000,- (Seratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

Menurut keterangan KPM RT. 31, Dusun 06, Sambudi kepada Tim Media saat di wawancara di kediamannya, Sabtu 02/10/2021 menjelaskan, "Betul pak Kartu ATM saya yang untuk ngambil PKH dan Bantuan beras itu di minta Pak Edi selaku Kepala Dusun kami. Semenjak saya mengambil yang PKH 1 kali, dia mendatangi saya meminta Kartu ATM saya beserta PIN-nya dengan alasan untuk arsip Desa, tetapi hingga saat ini belum juga dikembalikan, bahkan melihatnya pun saya tidak pernah. Ketika saya dapat bantuan beras hanya dikasih tau di suruh ngambil beras di tempat ibu Badriah," terangnya.

Begitu juga dengan keterangan Marjuli salah satu KPM di Dusun tersebut menerangkan hal yang sama, "Benar Pak, kartu ATM kami diminta oleh Pak Kadus setelah saya mengambil Dana PKH yang pertama saya itu Pak, sekitar tahun 2017, saya masih ingat dulu saya ngambil Dana PKH itu sebesar RP 480.000,- (Empat Ratus Delapan Puluh Ribu Rupiah),  sebenarnya saya itu dapat Rp 600.000,- (Enam Ratus Ribu Rupiah). Semenjak itu saya tidak pernah mendapatkan Dana PKH lagi, sebab Kartu ATM saya di pegang oleh Pak Kadus, kami juga semenjak bulan 5 yang dapat 2 bulan sekaligus itu, hingga sekarang belum dapat lagi berasnya pak, berarti kami tidak dapat bantuan BPNT itu Bulan 7 sampai bulan 9, saya kira bantuan itu sudah tidak keluar lagi," ungkapnya.

Sementara (Edi) selaku Kepala Dusun 06, Desa Sadar Sriwijaya saat di konfirmasi dikediamannya hari itu juga, dengan nada mengelak, namun setelah dihadirkan KPM yang Kartu ATM-nya diambil, beliau mengakui dan mengatakan, "Iya pak saya yang ngambil kartu ATM kepada warga saya, karena saya mau menolong warga saya atas permintaan ibu Diah selaku operator Desa yang saat ini sudah 6 bulan beliau pindah ke Palembang, dan kartu itu tidak saya pegang, tetapi saya serahkan ke kelompok-kelompok, sebab di Dusun saya ada 3 kelompok, bukan saya yang megang. Ya kalau mau di ambil sekarang saya bisa ambilkan pak," kata Edi.

Namun berbeda dengan keterangan Ibu Badriah selaku ketua kelompok yang membawahi 19 KPM saat di wawancara di kediaman kepala Dusun Edi, saat itu juga mengutarakan, "Memang benar pak ATM-nya KPM itu memang saya yang pegang, tapi itu baru-baru ini semenjak adanya Covid-19 dan PPKM, itu sebelumnya saya gak tau pak. Setiap penggesekan  di e-Warung memang saya yang gesek semua anggota saya pak, jadi KPM itu hanya datang mengambil berasnya ke rumah, setelah saya beritahu kalau berasnya sudah ada." Tutur Badriah. [Tim]

Posting Komentar

0 Komentar